Dinas Pendidikan

Cawe Cawe di Pilkada Kabupaten Bandung, Menggiring Guru Ngaji

| Jumat, 6 September 2024 | 10:42 WIB

foto

Ilustrasi Cawe Cawe Pilkada di Kabupaten Bandung

Mediakasasi.comSOREANG-- Direktur Jamparing Institut, Dadang Risdal Aziz meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengusut kebenaran informasi adanya dugaan pakta integritas antara Paslon Bupati, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dengan para guru Ngaji.

Dadang Risdal menilai Bawaslu harus menindaklanjuti meski Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Hj.Euis Sumiati,S.Pd telah membantah adanya percakapan di group WhatsApp menjadi viral dan format pakta integritas tersebut.

"Bantahan Sekdis Disdik atas beredarnya percakapan group WhatsApp dan format pakta integritas dengan Pihak Disdik meminta guru ngaji (GN) se-kabupaten Bandung memenangkan pasangan Dadang Supriatna dan Ali Syakieb, sudah bisa diprediksi. Tentu saja ketika operasi politik bocor atau gagal, selalu ada penyangkalan," ujar ketua Jamparing Institut, kepada mediakasasi.com, Kamis (5/9/2024).

Menurut Dadang Risdal, kasus dugaan pakta integritas untuk memenangkan Dadang Supriatna dan Ali Syakieb di Pilkada 2024 merupakan suatu praktik kecurangan yang terang benderang.

Hal ini juga sangat mencederai semangat iklim demokrasi yang jujur dan berkeadilan, sebagaimana telah disampaikan oleh Bupati Bandung, Dadang Supriatna tatkala menggelar apel ASN beberapa waktu lalu.

Saat itu Bupati secara tegas mewanti-wanti agar ASN bersikap netral dan hanya fokus pada peningkatan pelayanan publik.

"Kalau hal ini terbukti, Ini nyata-nyata alias terang benderang sebagai bentuk nyata penyalahgunaan kekuasaan serta pelanggaran atas azas netralitas dari aparat dan penyelenggara negara dan pembangkangan atas perintah pimpinan dalam hal ini Bupati”.tegas Risdal.

Karena itu, Dadang Risdal meminta Bawaslu serius menindaklanjuti kasus pakta integritas ini. Masyarakat, menurutnya, juga pasti terus memonitor.

"Ini cukup memadai sebagai bukti permulaan. Bawaslu dan ASN mesti lebih proaktif menindaklanjuti. Publik juga mesti terus memonitor ini agar tak menguap begitu saja. Ini menjadi preseden buruk bagi demokrasi," katanya.

Diketahui, Sekdis Disdik Kabupaten Bandung, Hj.Euis Sumiati,S.Pd sudah buka suara saat ditanya soal pakta integritas tersebut. Dia membantah keberadaan pakta itu.

"Nggak ada. Saya baru tau. Ini HOAX. Kalau ada informasi seperti ini, ada orang yang ingin fitnah saya," kata Euis Sumiati.

Sementara sebelumnya, Ketua Jamparing Institut, Dadang Risdal menyinggung pelaku manipulasi soal masalah pakta integritas dan penggiringan melalui group WhatsApp ini.

Dadang Risdal menilai, pembuat manipulasi akan menuai atas manipulasi yang dilakukan.

"Nah, nanti akan kita lihat karena politik ini kan arus kebenaran, siapa yang melakukan manipulasi akan menuai sesuatu hal yang jauh lebih besar, karena berbagai penggiringan opini itu dilakukan untuk menutupi rekam jejaknya, sehingga nanti akan ada suatu dialektika, yang benar adalah benar," kata Risdal kepada mediakasasi.com. ***