Bandung Raya
HUT Media Potensi Networrk VIII, Tegaskan Insan Pers Pembelajar Sejati Sepanjang Waktu
- Selasa, 2 Januari 2024 | 16:04 WIB
| Sabtu, 25 Mei 2024 | 12:01 WIB
Mediakasasi.com | Kabupaten Bandung -- Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Provinsi Bali melakukan Study Tiru di Desa Cangkuang Wetan Kecamatan Kabupaten Bandung.
Study Tiru bertujuan untuk edukasi Desa Wisata yang ada di Desa Cangkuang Wetan dan akan di tiru atau di kembangkan di Desa Ungasan, seperti pengelohan sampah menggunakan si Motah dan juga produksi sepatu menggunakan bahan baku dari limbah sampah yang menjadi salah satu ikon di Desa Cangkuang Wetan.
Fokus utama dalam Study Tiru tersebut yaitu dimana pengelolaan sampah TPS3R dan si Motah hingga memproduksi sepatu menggunkan bahan baku dari limbah sampah, seperti yang di katakan oleh Kepala Desa Cangkuang Wetan Asep Kusmiadi, S.Pd.I.,M.Pd., Sabtu, (25/05/24).
"Acara ini bertujuan untuk mengenalkan Desa Wisata Sampah dimana Cangkuang Wetan menjadi salah satu Desa yang menjadi motor dalam pengelolaan sampah menggunakan TPS3R dan si motah, harus diketahui Desa Cangkuang Wetan pun memproduksi sepatu dari bahan baku sampah dimana sampah yang sudah dipilah dan limbahnya lalu di jadikan bahan baku sepatu," ujar Kades Cangkuang Wetan.
Selanjutnya Kepala Desa Ungasan I Made Kari mengatakan dan memaparkan tujuannya Study Turi di Desa Cangkuang Wetan tentang penanggulangan sampah hingga menjadikan limbah sampah untuk bahan baku sepatu.
"Saya berterima kasih atas sambutannya kami datang kesini bersama jajaran dari pemrintahan Desa Ungasan, BPD, LPMD juga bersama Camat Kuta Selatan Dr. I ketut Gede Arta AP, SH.,M.Si tujuan kami melakukam Study Tiru di Desa Cangkuang Wetan jelas untuk meniru pengelolaan sampah dan juga memproduksi sepatu dari bahan baku limbah sampah dan itu sangat menarik juga mengedukasi buat kami," kata I Made Kari.
Masih kata I Made Kari, bahwa dirinya sangat mengapreasi bagaimana Kepala Desa Cangkuang Wetan menjadi motor dalam pengolahan sampah dan dikelola menjadi suatu produk yang menghasilkan hingga menjadikan Desa Wisata Sampah.
"Saya sangat mengapreasi bagimana Kepala Desa Cangkuang Wetan menjadi motor dalam pengolahan sampah hingga dikelola sampah tersebut menjadi sebuah sepatu atau produk yang bisa bermanfaat bagi warga masyakarat, dan juga saya apreasi Desa Cangkuang Wetan menjadi Desa Wisata sampah," imbuh Kades Ungasan.
Bukan hanya itu Kepala Desa Cangkuang Wetan menjelaskan tentang penggunaan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) dalam penjelasanya mengatakan.
"TPS3R merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala komunal atau kawasan, dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan masyarakat, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat.TPS3R ada satu RW di Desa Cangkuang Wetan, namun TPS3R di Cangkuang Wetan menjadi contoh desa-desa lain yang ada di Kabupaten Bandung," katanya.
Lebih lanjut Asep, kami pun dalam pengelolan sampah jelas tidak sendirian melaikan bersama-sama dengan warga masyarakat, juga dalam pengelolaan sampah kami tidak menggunkan bahan bakar melainkan menggunkan sampah kertas yang dikeringkan lalu dibakar ketika suhu sudah naik lau membakar sampah yang basah dan kami pun dalam pembakaran menggunakan mesin Simotah.
Ungkapan muncul dari Camat Kuta Selatan Dr. I ketut Gede Arta AP, SH.,M.Si memberikan apreasi apa yang di lakukan Kepala Desa Cangkuang Wetan dalam penanganan sampah dan pengelolaan sampah menjadi sebuah inovasi yang bermanfaat bagi warga masyarakat.
Camat pun menghimbau kepada Kepala Desa Ungasan untuk meniru Desa Cangkuang Wetan dalam menangani, mengelola dan menjadikan sebuah inovasi yang berguna serta bermanfaat bagi warga masyarakat.
Terakhir Pemerintah Desa Cangkuang Wetan, Desa Ungasan dan Camat Kuta Selatan berkeliling melihat karya lokal Desa Cangkuang Wetan dan melihat langsung proses pengelohan sampah yang ada di Desa Cangkuang Wetan, dan pengakuan dari Kepala Desa Ungasan bahwa kemungkinan kedepannya pasti akan ada kerjasama antara Pemdes Cangkuang Wetan dengan Pemdes Ungasan dari sektor pengelolaan sampah dan produksi sepatu.
Arent-Setiawan
Bagikan melalui