foto

Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Kampung Batik Pasundan Gang Saluyu I Nomor 31 RT 05/09 Desa Sayati Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, Sabtu, (22/06/25).

Mediakasasi.com | Kab.Bandung -- Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Kampung Batik Pasundan Gang Saluyu I Nomor 31 RT 05/09 Desa Sayati Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, Sabtu, (22/06/25).

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meminimalisir limbah dari pembuatan batik dengan sistem pengolahan air limbah yang ada di Kampung Batik Pasundan dapat digunakan oleh komunitas pembatik sehingga proses pembuatan batik dapat berjalan dengan baik.

Selain itu, diberikan pemaparan terkait pengoperasian sistem filterisasi kepada komunitas batik di Kampung Batik Pasundan agar dapat digunakan dengan maksimal.

Kegiatan tersebut berkoraborasi dengan kearifan lokal yang berada di Desa Sayati yakni Kampung Batik.

Kampung Batik yang berada di Desa Sayati memang satu-satunya yang ada di Kabupaten Bandung, seperti yang diutarakan oleh Dra. Erlita, M.Pd yang sekaligus sebagai motor di Kampung Batik dan juga Owner dari Erlita Glory Batik.

"Kampung Batik yang ada di Desa Sayati ini memang mengusung tentang kearifan lokal daerah khusunya Jawa Barat. Kampung Batik ini sudah diketahui oleh Pemerintah Kabupaten Bandung dan Bupati Bandung serta Wabup sudah berkunjung ke Kampung Batik ini, kami berkorabarasi dengan Universitas Telkom dalam penanganan limbahnya," ujar Ibu Erlita.

Selain itu kata Eryanti yang menjadi kearifan lokal Kabupaten Bandung yaitu Tanaman Kina, dirinya mengangkat motif kedalam luksian batik supaya masyarakat luar mengetahui bahwa Kabupaten Bandung mempunyai ciri khas tersendiri untuk motif batiknya.

"Harus diketahui pada abad ke 17 di Jawa Barat khusunya Kabupaten Bandung dijadikan tempat budidaya pertanian tanaman Kina oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) waktu jaman Belanda" ujarnya.

Kala itu Eropa sedang dilanda penyakit Malaria dan Belanda membawa bibit Kina itu dari Brazil dan berkembang di Jawa Barat Khususnya Kabupaten Bandung dan di export untuk keluar negeri untuk dijadikan obat Malaria.

Masih kata Ibu Erlita, pada abad itu berjaya di Dunia sebagi exportir obat, seiring dengan perkembangan kedokteran dan farmasi akhirnya tanaman Kina tersebut bukan menjadi komoditi special lagi untuk obat malaria dan tidak dibudidayakan kembali di Kabupaten Bandung.

"Maka dari itu kami mengangkat motif Kina untuk ciri khas Jawa Barat khusunya Kabupaten Bandung dan harus diketahui juga Tanaman Kina ditempel juga di Logo Kabupaten Bandung," pungkas Ibu Erlita.

Bukan hanya motif Kina yang dituangan dalam tulisan batik melainkan kata-kata tempo dulu yang menjadi ciri khas Jawa Barat atau Sunda dan juga ciri khas dari berbagai macam hewan sakral juga benda pusaka Jawa Barat.

Kearifan lokal Jawa Barat yang dituangan dalam seni batik oleh Erlita mendapat dukungan dan harus dikembangan hingga diketahui oleh Masyarakat Indonesa maupun Dunia, seperti yang dikatan oleh Ir. Jasfar Hasudungan, M.T salah satu dosen dari Universitas Telkom Indonesia yang berkolabarasi dengan Kampung Batik.

"Disini menyimpan sesuatu kearifan lokal yang selama ini masih didalam otak, ide, gagasan dan pemikiran, saya bilang ke Ini Erlita umur Ibu sudah 60 tahun. Tapi ada kekayaan kearifan lokal yang ibu simpan tapi  kekayaan yang Ibu miliki harus dikembangan dan diketahui oleh Masyarakat banyak dan harus mendunia," kata Jasfar.

Lebih lanjut Jasfar mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah  karena baru setahun masih jauh untuk menuju global.

"Jawa Barat punya identitas yang digali dari kearifan lokal yang sudah lama ini menakjubkan ada dalam diri bunda Erlita, yang pasti dari universitas Telkom sudah berkomitmen dan kedepannya kami akan melihat apa yang bisa kami batu lagi agar cita–cita kearifan lokal ini bisa dikenal ke seluruh Dunia,” ungkap Jasfar.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sayati Nandar Kusnandar Mengapresiasi, dengan kehadiran Universitas Telkom dalam berkolaborasi dengan Kampung Batik Pasundan yang ada di Desa Sayati.

“Secara Akademisi mereka ingin merubah general limbah dari pembuatan seni tulis batik, bahwa ini miniatur nya Kabupaten Bandung yang ada di Desa Sayati berkolaborasi dengan teman – temen budaya dan sudah dipertemukan dengan Bunda Erlita nantinya Akademisi yang suport bukan masalah teknik tapi bagaimana caranya pemberdayaan dan juga pengelola limbahnya, ” jelas Kades Nandar.

Dirinya berterimakasih kepada Bupati yang pernah hadir ke kampung batik ini, dan besar harapan saya dari beberapa proses ini, tinggal beberapa langkah lagi perkembangan kampung batik.

“Insyallah kami dari pemerintah desa yang memang bagiannya dari pengembangan kampung batik ini akan di Alokasikan juga dari ADPD atau Dana Desa. ini tidak bisa berdiri sendiri hanya oleh pemerintah desa , tentunya baik pemerintah kabupaten , Akademisi, stakholder dan pengusaha dan saya yakin dengan kondisi seperti itu potensi yang ada di Desa Sayati bisa bertambah,” pungkasnya.

Arent-Setiawan