Bandung Raya
Semangat Hari Kesaktian Pancasila, YBM PLN UP3 Majalaya Dukung Kemandirian Ekonomi Warga Paseh
- Senin, 29 September 2025 | 13:41 WIB
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 12:16 WIB
MEDIAKASASI | KAB BANDUNG-- Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Bandung menggelar Workshop Pembuatan Kertas Daluang, sebuah kegiatan yang menjadi bagian penting dari Program Pelestarian Naskah Kuno di Kabupaten Bandung.
Kegiatan yang berlangsung di Bale Literasi dan Galeri Naskah Kuno Dispusip, Soreang, ini menghadirkan Edi Dolan, seniman aksara Sunda sekaligus perajin kertas daluang yang telah lama meneliti dan melestarikan seni pembuatan kertas tradisional tersebut.
Dalam kesempatan itu, Edi memperlihatkan secara langsung proses pembuatan daluang—kertas yang pada masa lalu digunakan sebagai media tulis berbagai naskah kuno Nusantara, termasuk karya sastra dan kitab keagamaan.
“Daluang bukan sekadar kertas. Ia adalah bukti kecerdasan leluhur kita dalam mencipta media tulis yang tahan waktu, ramah lingkungan, dan sarat nilai budaya,” tutur Edi di hadapan peserta.
Kepala Dispusip Kabupaten Bandung, H. Yudi Abdurahman, menuturkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh para Koordinator Naskah Kuno Kecamatan serta pendiri Paguyuban Pencinta Aksara dan Naskah Kuno Kabupaten Bandung.
“Melalui workshop ini, kami ingin menumbuhkan semangat baru dalam revitalisasi dan konservasi naskah kuno, sekaligus mendorong budidaya pohon saeh sebagai bahan utama pembuatan kertas daluang,” ujarnya.
Selain sesi praktik, acara juga diisi dengan penyerahan penghargaan kepada para pemrakarsa Galeri Naskah Kuno Kabupaten Bandung, serta penandatanganan perjanjian kerja sama antara Dispusip Kabupaten Bandung dan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI Bandung, dalam rangka memperkuat kolaborasi pelestarian dan pemberdayaan naskah kuno daerah.
Sebagai penutup, dilakukan tasyakur binikmah dan potong tumpeng sebagai ungkapan syukur atas diresmikannya Galeri Naskah Kuno Kabupaten Bandung.
“Langkah kecil ini adalah bagian besar dari upaya menjaga warisan literasi dan budaya Sunda agar tetap hidup, tumbuh, dan menginspirasi generasi mendatang,” ungkap Yudi penuh harap. ***
Bagikan melalui