foto

Ilustrasi SMA swasta "nakal" atau bermasalah

Mediakasasi.com | Kab Cianjur – Penyelengara pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Tarbiyatul Islam yang semula berada di jalan Partadimaja No.2 Desa Kertajadi Kecamatan Cidaun, sekarang berpindah ke Kp.Pasirgalatik RT 03 RW 02 Desa Jayapura Kecamatan Cidaun-Kabupaten Cianjur.

Perpindahan lokasi SMA Tarbiyatul Islam diduga dilakukan secara terburu buru alias mendadak dikarenakan dugaan kuat sekolah tersebut dengan sengaja melakukan penggelembungan data jumlah siswa untuk memperoleh dana Program Indonesia Pintar (PIP) bahkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) lebih besar dari yang semestinya.

SMA swasta "nakal" tersebut semakin terungkap sejak ada pernyataan dari kepala sekolah SMP Bakti Negeri dan Operator di SMA Tarbiyaul Islam yang menjelaskan kepada mediakasasi pada hari Selasa (29/07/25) kemarin.

Saat sesi wawancara, diakui bahwa kepala sekolah SMA Tarbiyatul Islam yang sudah berpindah alamat tersebut masih di pimpin oleh Leni Marlina, S.Pd.

Menurut Hendra selaku kepala sekolah SMP Bakti Negeri menjelaskan, bahwa berpindahnya SMA Tarbiyatul Islam diduga karena adanya konflik internal.

"Pindahnya SMA Tarbiyatul Islam kesini karena adanya konflik internal di sekolah tersebut. Niat kami hanyalah untuk menyelamatkan para siswa, karena kedetakan kami dengan pimpinan pondok pesantren Al-Barokah yang menjadi wakasek di SMA Tarbiyatul Islam," kata Hendra.

Menurut Hendra, pihaknya sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI, walaupun menurut pengakuan Hendra belum bisa di operasikan.

"Kami sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan KCD Wilayah VI terkait SMA Tarbiyatul Islam, namun kata kasubag KCD belum bisa beroperasi sekarang karena sekolah tersebut sedang warning.”

“Paling bisa di tahun 2026, dan kami harus duduk satu meja dengan kepala sekolah Ibu Leni Marlina, S.Pd. Namun hingga saat ini beliau belum bisa ditemui entah menghindar atau bagaimana," ungkap Hendra.

Ditempat dan waktu yang sama, Denden Setiawandi yang bertugas sebagai Operator SMA Tarbiyatul Islam, akhirnya mau bercerita terkait adanya manipulasi Dapodik dan yang lainya.

"Untuk manipulasi Dapodik, jujur itu bukan ulah saya melainkan orang lain yaitu saudara dari bapak Darusalam yang menjadi Wakasek sekaligus pimpinan pondok pesantren. Jadi saya hanya di catut nama saja dan yang mengoprasikannya adalah Deni orang Naringgul," kata Denden.

Masih menurut Denden, terkait anak yang namanya ada di SMA Tarbiyul Islam namun anaknya tidak ada hanya mencatut Dapodik saja kini anak tersebut ijazahnya sudah ada.

"Untuk anak yang kemarin ditanyakan oleh Mediakasasi.com nama anak tersebut ijazahnya sudah ada dan akan diberikan kepada orang tuanya walapun anak tersebut tidak bersekolah di SMA Tarbiyatul Islam,” beber Denden.

Menurut Denden, siswa yang direlokasi ke SMP Bakti Negeri sebanyak 50 siswa namun belum bisa belajar karena perseoalan SMA Tarbiyatul Islam belum selesai, jadi total jumlah murid yang sebenarnya bersekolah di SMA Tarbiyatul kurang lebih 60 siswa tapi memang di Dapodik tercatat sebanyak 123 siswa.

SMA swasta "nakal" atau bermasalah di masyarakat mengacu pada sekolah swasta yang tidak menjalankan fungsinya dengan baik, seringkali ditandai dengan masalah disiplin, kualitas pendidikan yang rendah, atau bahkan praktik yang tidak etis.

Dampak dari masalah ini sangat serius, tidak hanya bagi siswa yang belajar di sekolah tersebut, tetapi juga bagi citra pendidikan di Kabupaten Cianjur khususnya.

Oleh karenanya, penting bagi semua pihak terkait, termasuk dinas pendidikan Provinsi Jabar, KCD, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat, untuk bersama-sama mengatasi masalah ini demi terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas dan berintegritas.

(Biro Cianjur)

Bagikan melalui