Mengenang Kisah Revolusi Fidel Castro dan Che Guevara

Baginda Gindo | Sabtu, 29 Agustus 2020 | 12:19 WIB

foto

Revolusi Fidel Castro dan Che Guevara

Mediakasasi.com-- Fidel  Castro dan Che  Guevara sering disebut sebagai duo revolusioner yang pernah berjuang bersama dalam Gerakan 26 Juli menumbangkan Presiden Kuba Fulgencio Batista pada 1959 melalui perang gerilya.

Kedekatan kedua sosok ini begitu erat. Fidel adalah warga asli Kuba, sementara Che merupakan orang Argentina. Keduanya menyatu dalam satu ideologi komunis Marxis-Leninisme, menentang segala bentuk penindasan terhadap rakyat, terutama di wilayah Amerika Latin.

Che  Menemukan  Castro Bersaudara

Che dikenal sebagai seorang pengembara. Ia melintasi nyaris seluruh negara Amerika Latin. Kemudian, saat ia sampai di Meksiko, bertemulah Che dengan Fidel Castro dan adiknya, Raul Castro.

Dalam perkenalan itu, ketiganya cepat menyatukan pikiran untuk melakukan revolusi, dimulai dari Kuba. Gerakan 26 Juli terbentuk, Che, Fidel dan Raul lalu mengumpulkan 82 pejuang lainnya untuk perang gerilya.

Fidel  Berkuasa, Che Mendampingi

Saat Gerakan 26 Juli berhasil menumbangkan rezim Batista tahun 1959, Fidel kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri Kuba. Ia tak melupakan jasa kawan-kawan seperjuangannya. Che kemudian diangkat sebagai Menteri Industri, dengan tujuan agar ia dekat dengan kehidupan para buruh dan bisa mengontrol perusahaan agar tak menerapkan sistem kapitalisme yang sama-sama mereka benci.

Sayang, jabatan itu tak berlangsung lama. Che lebih memilih mengembara dan menggelorakan revolusi di berbagai negara lainnya.

Kematian  Che, Duka  Fidel

Che melanjutkan gerakan revolusinya ke Afrika bersama 100 pejuang pada 1965. Ia membantu revolusi Kongo dan menjatuhkan rezim yang berkuasa.

Kemudian, Che melanjutkan perjalanannya ke Bolivia. Ia membawa serta 50 pejuang dari Kuba untuk bergabung bersama Militer Pembebasan Nasionalis Bolivia atau yang disebut ELN.

Sayangnya, Che tertangkap oleh militer Bolivia dan dieksekusi pada 9 Oktober 1967. Nyawa Che melayang saat usianya baru 39 tahun.

Dalam sebuah wawancara bersama Mail Online, tahun 2014, putri tertua Che, yakni Aleida Guevara mengungkapkan, bahwa Fidel kerap bermimpi tentang ayahnya.

Kesedihan tak bisa disembunyikan oleh pemimpin Kuba itu jika pembicaraan menyangkut tentang Che.

"Fidel mengatakan kepadaku, ia sering bermimpi sedang bersama dengan ayahku. Ia melihat Che masih seperti dulu," kata Aleida Guevara.

Pada 3 Oktober 1965, usai eksekusi Che, Fidel di hadapan publik Kuba membacakan isi surat yang ditulis oleh sahabat seperjuangannya tersebut.

Surat itu berisi tentang kisah-kisah mendebarkan saat mereka berjuang bersama.

"Saya hendak bacakan sebuah surat, yang ditulis tangan dan kemudian diketik, dari kawan Ernesto Guevara, yakni penjelasan diri ....Tertulis demikian: 'havana' --tanpa tanggal, surat yang dibacakan pada kesempatan yang amat baik, namun sesungguhnya dibuat pada tanggal 1 April tahun ini," kata Fidel.

(berbagai sumber)

Bagikan melalui