foto

Bupati Bandung Kang DS Gerakkan Desa Bangkit! Instruksikan Kepala Desa dan Ketua KDMP Roadshow ke Setiap Dusun untuk Petakan Potensi dan Tekan Pengangguran

MEDIAKASASI | KAB. BANDUNG - Pemerintah Kabupaten Bandung di bawah kepemimpinan Bupati Bandung H. M. Dadang Supriatna kembali meluncurkan gebrakan strategis untuk memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis desa.

Melalui instruksi langsung, Bupati yang akrab disapa Kang DS ini meminta seluruh Kepala Desa, Ketua Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), Ketua BUMDes, dan Ketua BPD agar melakukan roadshow ke setiap dusun guna memetakan potensi ekonomi masyarakat secara detail dan faktual di lapangan.

Instruksi tersebut disampaikan Kang DS saat memimpin roadshow dan rapat konsolidasi Koperasi Merah Putih di Aula Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Rabu (14/10/2025).

Dalam arahannya, Bupati menegaskan pentingnya sinergi seluruh unsur pemerintahan desa hingga tingkat RT dan RW untuk mendata potensi dan peluang ekonomi yang dapat dikembangkan.  

“Tanya potensi apa saja yang ada di masing-masing dusun. Libatkan Pak RT dan Pak RW untuk mendata apa yang bisa dikembangkan di lingkungan masyarakat,” ujar Kang DS.

Menurutnya, pendataan potensi lokal bukan hanya untuk memperkuat basis ekonomi desa, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam menekan angka pengangguran di wilayah Kabupaten Bandung. Ia meminta para Ketua RT mendata jumlah warga yang masih menganggur namun memiliki semangat dan keinginan untuk bekerja.

“Kalau masih menganggur tapi punya niat kerja, kita bantu arahkan. Manfaatkan lahan kosong untuk ditanami sayuran atau tanaman konsumsi lainnya,” katanya.

Bupati Dadang Supriatna menegaskan bahwa keberadaan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) memiliki peran vital dalam mendukung program strategis nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

“KDMP ini lahir untuk mensuport program MBG. KDMP harus bisa memenuhi kebutuhan dapur MBG di setiap kecamatan,” tegasnya.

Kang DS menjelaskan, seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) beroperasi di tingkat kecamatan dan terbuka bagi seluruh KDMP untuk menjadi penyedia bahan pangan MBG. Ia bahkan akan mengeluarkan Surat Instruksi Bupati tentang kerja sama antara KDMP dan MBG agar rantai pasok berjalan efisien dan terintegrasi.  

“Saya mencatat ada 29 item kebutuhan di dapur MBG, mulai dari beras, daging, sayur, buah-buahan, hingga bahan pelengkap lain. Semua bisa disuplai oleh KDMP,” jelasnya.

Untuk memperkuat daya saing KDMP, Kang DS mengingatkan lima komponen utama yang harus diperhatikan:

1. Peningkatan kualitas SDM profesional dan melek digital,

2. Pengelolaan big data,

3. Riset dan pengembangan (R&D),

4. Institusi yang kuat, serta

5. Manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel. Bupati juga mencontohkan inovasi bioflok untuk budidaya ikan yang dapat diterapkan di desa tanpa kolam.

“Satu dapur MBG itu rata-rata membutuhkan 40 bioflok. Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan sudah kami arahkan untuk menyiapkan anggarannya,” ujarnya.

Kang DS mencontohkan KDMP Pulosari di Kecamatan Pangalengan, yang kini telah mampu menghasilkan pendapatan bersih hingga Rp 1,6 miliar per tahun, dengan keuntungan desa mencapai Rp 320 juta dari Sisa Hasil Usaha (SHU). Untuk memperkuat permodalan.

Pemkab Bandung juga akan memberikan penyertaan modal sebesar Rp100 juta kepada minimal 100 KDMP aktif pada tahun 2026, dengan total anggaran Rp10 miliar.

Modal tambahan juga bisa didapat melalui musyawarah desa (musdes) dan dukungan dari Alokasi Dana Perimbangan Desa (ADPD).

“Semua harus transparan dan berdasarkan musyawarah desa. Ini usaha dari, oleh, dan untuk warga,” ujar Kang DS.

Lebih jauh, Kang DS menilai bahwa program KDMP dan MBG merupakan bentuk nyata dari kebijakan ekonomi inklusif Presiden Prabowo yang menekankan pada pemerataan dan perputaran uang di tingkat rakyat.  

“Program MBG ini tidak kurang dari Rp5,4 triliun setahun. Dari jumlah itu, sekitar Rp3,4 triliun digunakan untuk belanja bahan makanan. Artinya, uang akan berputar di rakyat,” ungkapnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya semangat belajar dan inovasi bagi para pengurus KDMP.

“Euweuh anu bisa di jero beuteung, nu penting urang daek ikhtiar, daek diajar, kudu bodo alewoh. Ulah bodo katotoloyo. Teu ngarti, api-api ngarti,” pesannya dalam bahasa Sunda, yang berarti dorongan agar masyarakat tidak pasif, mau belajar, dan pantang menyerah.

Bupati Bedas ini berharap ke depan seluruh KDMP di Kabupaten Bandung dapat berjalan efektif dan profesional. Dengan demikian, ekonomi desa tumbuh, angka pengangguran menurun, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.  

“Saya ingin masyarakat sejahtera. Kalau KDMP berjalan, saya yakin pengangguran bakal turun, dan pembangunan desa makin cepat,” tutup Kang DS penuh optimisme.***

Bagikan melalui