Yang Lapar Disuruh Lapor

| Rabu, 22 April 2020 | 17:57 WIB

foto

Dinas Sosial Kota Serang memberi bantuan sembako kepada keluarga Yulie. (photo/Dok. Dinas Sosial Serang)

Mediakasasi.com, BANTEN-- Kematian Yulie Nuramelia (43), warga Kota Serang, Banten, viral di medsos. Dia dikabarkan kelaparan, hanya sanggup minum air galon isi ulang selama dua hari.

Dia pun menghembuskan napas terakhirnya pada Senin sore. Kabar ini membuat warga di dunia nyata juga di dunia maya bersedih.

Pemkot Serang langsung buat edaran: yang lapar segera lapor. Yulie adalah warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan, Kota Serang.

Akhir pekan lalu, kabar kesengsaraan ibu empat anak ini, menghebohkan jagad dunia maya.

Dia tak punya uang untuk membeli makanan. Yulie disebutkan sudah mendatangi RT setempat untuk minta bantuan sembako. Tapi, saat itu pihak RT mengatakan belum menerima bantuan.

Kondisi keluarga Yulie sangat memprihatinkan. Suaminya, Mohamad Holik (49), merupakan pencari barang rongsokan dan pemulung.

Sejak muncul wabah corona, lapak yang bisa menampung barang rongsokan tutup, sehingga tak ada lagi pendapatan bagi keluarganya.

Padahal, biasanya sang suami mendapat pemasukan Rp 25-30 ribu per hari. Anak sulungnya, yang bekerja sebagai buruh, tak bisa menambah penghasilan. Tempat bekerjanya juga tutup sejak wabah corona.

Kabar mengharukan itu dengan cepat viral di Twitter, Sabtu sore. Senin pagi, bantuan sembako pun berdatangan dari relawan dan donatur.

Dari ormas, partai politik, Pemkot, dan lain-lain. Hanya saja, nasib berkehendak lain. Yulie dikabarkan menghembuskan napas terakhirnya Senin sore, saat dalam perjalanan ke Puskesmas Singandaru.

Belum diketahui penyebab kematiannya. Namun, Gugus Tugas Covid-19 Kota Serang memastikan, bukan karena virus corona.

Lurah Lontarbaru, Dedi Sudrajat, mengaku tak yakin ada keluarga di wilayahnya menahan lapar selama dua hari dengan meminum air galon isi ulang.

"Saya dapat informasi, beliau masih makan," kata Dedi, saat ditemui wartawan di rumah duka, kemarin.

Dedi masih tak yakin Yulie wafat karena kelaparan. Dedi mengklaim, kelaparan tidak membuat Yulie meninggal dunia.

"Saya kira bukan itu. Pihak Puskesmas bilang, meninggal di jalan. Bukan juga (meninggal) karena kelaparan," kilahnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Serang, Hari Pamungkas, juga membantah Yulie meninggal karena kelaparan. Dia menyebut, karena terkena serangan jantung.

Wali Kota Serang, Syafrudin, angkat bicara. Kata dia, pemerintah langsung turun tangan saat mendengar kisah pilu Yulie di media sosial pada Sabtu lalu.

Pada hari Minggu, ia menginstruksikan Camat Serang memberikan bantuan. Selain camat, ada utusan dari Dinsos yang memberikan bantuan pada Minggu.

Menurut Syahfudin, dari laporan yang ia dapat dari Dinsos, saat warga tersebut didatangi, ada cemilan singkong dan pisang goreng.

"Kayaknya itu kurang pas (kalau disebut kelaparan). Sebab, di situ, di ruangan itu, ada pisang goreng, kemudian ada singkong," kata Syafrudin, menirukan laporan dari utusannya, di kantornya, kemarin.

Untuk mengantisipasi kasus kelarapan, Pemkot Serang akan membuat edaran ke setiap kepala desa/lurah dan camat. Warga diminta melaporkan jika ada tetangganya yang kesulitan, khususnya di tengah pandemi corona.

"Saya akan buat edaran untuk kontrol masyarakat sehubungan kejadian sekarang ini," kata Syafrudin.

Ia pun menginstruksikan lurah dan camat untuk mengamati warga secara cermat, apalagi ada wabah Covid-19 yang berpengaruh pada kehidupan. Warga harus lapor jika menemukan tetangganya yang kesulitan.

"Yang tahu persis bukan lurah, tetangganya. Jadi, informasi yang akurat itu dari tetangganya, RT juga mungkin tidak terpantau," tegasnya.

Direktur Lokataru, Haris Azhar, menganggap, kejadian ini menjadi bukti bahwa pemerintah tidak peduli terhadap pemerataan ekonomi. Bahwa, ada ketimpangan sosial yang dalam di masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi dikuasai segilintir elite. Menengah ke bawah kesulitan di tengah pandemi. Haris menyebut, bantuan sosial yang digemborkan pemerintah belum merata.

Padahal, pemerintah wajib memastikan semua orang dapat layanan kesehatan, sosial, dan daya tahan ekonomi.

"Bukan sekadar memastikan ada stok beras. Tapi memastikan setiap orang bisa makan," kata Haris, kemarin. (Sopian)