Baznas Jabar Sapa 2.000 Guru Ngaji

| Selasa, 1 Desember 2020 | 19:11 WIB

foto

Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Jabar KH. Ali Khosim

Mediakasasi.com | Kab. Bandung -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkomitmen akan memperhatikan para guru ngaji dan santri di Jabar. Sebab, Guru ngaji di daerah Tataran Sunda terbilang banyak.

Wakil Ketua II Bidang Perdistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Jabar, KH Ali Khosim mengungkapkan, banyaknya guru ngaji yang rata-rata pekerjaannya hanya menjadi pengajar saja. Ditambah, terdampak Covid-19. Alhasil, perekenomiannya tidak stabil.

"Guru ngaji di Jabar itu cukup banyak. Rata-rata perekonomiamnya belum mapan. Walaupun banyak juga yang mapan. Dalam konteks perhatian pemerintah, baik pusat maupun daerah saat ini masih kurang tersapa," ucap KH Ali di Bandung, Senin (1/12).

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung itu mengatakan, dengan banyaknya jumlah guru ngaji, terkadang dimanfaatkan bagi segelintir orang yang akan manggung di dunia perpolitikan. Antara lain, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Sebab, bantuan untuk guru ngaji sering kali muncul saat musim Pilkada. Sehingga saat musim kampanye, guru ngaji hanya menjadi bumbu dalam visi dan misi calon semata, tanpa ada implementasinya.

"Guru ngaji ini jadi kosumsi politik lah. Tetapi ketika jadi, sering kali realisasinya tidak seperti yang di janjikan. Nah melihat fenomena itu semua, maka kemudian hari ini BAZNAS Jabar berkomitmen akan perhatikan guru ngaji," kata KH Ali.

Terlebih, saat pelantikan Pimpinan BAZNAS Jabar periode 2020-2025 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada (14/10) lalu. Mendapatkan amanat untuk mampu menyapa masyarakat lebih luas. Salah satunya guru ngaji dan santri. Pesan-pesan Gubernur, lanjut dia, ketika kita dilantik, kita diminta memperhatikan itu. Artinya, harapan Gubernur bahwa Baznas ini bisa melebarkan sayap kepada masyarakat yang belum tersentuh.

"Jadi misalkan kemudian banyak program pemerintah yang belum sampai menyentuh mereka. Maka tugas Baznas lah yang akan menyentuh mereka," lanjutnya.

Bahkan, ucap KH Ali, beliau (Gubernur) lebih lanjut berpesan, jika bisa santri dan guru ngaji ini sudah bukan lagi dari APBD. Akan tetapi, bisa diperhatikan secara penuh oleh BAZNAS.

"Berangkat dari sini, kemudian BAZNAS Jabar berkomitmen akan memperhatilan guru ngaji dan santri. Sebab, guru ngaji merupakan orang-orang yang sangat berjasa," lanjutnya.

Sekretaris PW JQH NU Jabar itu menyebutkan, guru ngaji sangat berkontribusi untuk mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin.

"Juara secara lahirnya banyak dilakukan oleh orang-orang yang lainnya. Nah secara batinnya, para guru ngaji inilah yang turut berkontribusi. Maka sudah sepatutnya para guru ngaji ini mendapatkan perhatian dari pemerintah dan intansi lainnya," sebutnya.

Atas landasan filosofis itu, terang dia, BAZNAS Jabar berupaya menyapa guru ngaji dengan program bantuan Baznas Jabar Menyapa 2.000 guru ngaji.

"Harapan kita, para guru ngaji ini merasa terbantu dengan apa yang Baznas lakukan. Sebab, secara ekonomi banyak yang kurang mapan. Ditambah dimasa pandemi ini banyak guru ngaji yang terdampak," terangnya.

"Nah pada akhirnya mereka banyak yang terdampak Covid-19 ini. Orang-orang yang sudah banyak berjasa dalam rangka ikut membangun mentalitas masyatakat, mencerdaskan anak bangsa. Sehingga sangat layak untuk diberikan penghargaan yang besar," tambahnya.

Tetapi, dalam hal ini, kata dia, Baznas belum mampu melakukan itu semua secara maksimal, karena dananya masih terbatas. Namun sekecil apapun yang bisa Baznas lakukan hari ini, insyaallah akan Baznas lakukan.

"Kedepannya, kita akan berusaha untuk memberikan penghargaan yang lebih terhadap guru ngaji, terhadap para santri dan terhadap marbot mesjid yang selama ini juga belum terperhatikan oleh instansi pemerintahan," katanya.

Pada akhirnya, kata dia, harapan kita bersama dengan adanya bantuan 2000 guru ngaji ini. Sekecil apapun, sedikit apapun Baznas bisa menyapa para guru ngaji ini. "Dengan adanya program ini guru ngaji bisa lebih termotivasi. Karena ada yang memperhatikan. Sehingga lebih mempunyai semangat untuk mengamalkan ilmunya," harapnya.

BAZNAS akan berkomitmen untuk memperhatikan masyarakat-masyarakat yang selama ini belum tersentuh. Program ini tidak akan terhenti di akhir tahun sekarang. Tetapi ditahun-tahun berikutnya di periode 2020-2025, Baznas menargetkan akan melanjutkan program ini.

"Jadi tidak hanya 2.000 guru ngaji yang bisa kita sapa, tetapi lebih dari itu. Nanti kita dalam setahun misalnya kita agendakan 1.000 atau 2.000, ditahun berikutnya 2.000 lagi. Jadi dalam satu periode minimal punya target 5000 guru ngaji kita bisa sapa dengan program BAZNAS," pungkasnya.( Red**)